Makanan Mengandung Histamin Pemicu Adanya Alergi


Seseorang dengan intoleransi histamin berarti dia tidak sensitif, tetapi kadar histamin dalam tubuh terlalu tinggi. Akibatnya, fungsi normal tubuh terganggu. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk menghindari makanan yang mengandung terlalu banyak histamin. Gangguan intoleransi histamin adalah yang paling rentan terhadap reaksi dan gejala alergi. Mengelola kondisi ini dengan menghindari alergen makanan bisa menjadi cara yang efektif.

Daftar Makanan Histamin Tinggi

Idealnya, diet sehat berarti mengonsumsi lebih sedikit histamin. Namun, ternyata ada beberapa jenis makanan yang mengandung histamin tinggi.
Jenis alergen makanan ini dapat menyebabkan reaksi peradangan dan gejala negatif lainnya. Padahal, cukup rumit untuk menentukan berapa kadar histamin dalam makanan. Namun, karena kadarnya bisa berbeda-beda meski dalam jenis makanan yang sama.

Namun, aturan umum yang harus diikuti adalah bahwa ketika makanan telah difermentasi, dibiarkan berdiri atau diproses berlebihan, kandungan histaminnya jauh lebih tinggi daripada makanan segar.

Misalnya, kandungan histamin dalam makanan fermentasi dapat bervariasi tergantung pada berapa lama disimpan dan bagaimana pembuatannya. Karena proses produksinya, kubis asam Jerman, asinan kubis, mengandung konsentrasi histamin yang lebih tinggi daripada makanan lain.

Rekomendasi Makanan Aman

Bagi penderita intoleransi histamin, mengonsumsi makanan rendah histamin bisa menjadi salah satu cara meredakan gejalanya. Namun perlu diingat bahwa tidak mungkin makan makanan tanpa kandungan histamin. Jika intoleransi histamin Anda cukup parah sehingga memerlukan pemeriksaan dokter, biasanya disarankan untuk menghindari jenis alergen makanan tertentu selama 14-30 hari.

Setelah berhasil, lalu diperkenalkan kembali secara perlahan saat respons baru dilacak. Selain itu, dokter juga dapat melakukan analisis sampel darah untuk memeriksa kekurangan enzim DAO. Cara lain untuk mendiagnosis intoleransi histamin adalah melalui tes tusukan. Sebuah studi tim dari Austria pada tahun 2011 menunjukkan efektivitas metode uji tusuk. Percobaan dilakukan pada 156 orang dengan pemberian histamin cair 1%.

Hasilnya, mereka dengan intoleransi histamin ditemukan 79% positif. Benjolan merah kecil atau ruam muncul di daerah yang terkena histamin dan tidak hilang setelah 50 menit. Karena intoleransi histamin atau gejala alergi tidak terdiagnosis sendiri, ada baiknya Anda memeriksakan diri ke dokter untuk pemeriksaan yang lebih akurat.
Sementara kita menyelidiki penyebabnya, tidak ada salahnya untuk mengurangi konsumsi makanan tinggi histamin sebagai pereda gejala.