Memiliki Penyesalan Dalam Hidup? Atasi Dengan Ini!


Setiap orang memiliki penyesalan dalam hidup. Entah itu kata-kata, memilih jalur karir, memilih pasangan, atau hal lain yang terasa salah saat mengambil keputusan. kebanyakan dari kita ingin mengubah pilihan itu, mengetahui bahwa pada akhirnya kita akan menyesalinya.

Seperti kata pepatah, kesalahan bisa menjadi pelajaran dalam hidup. Namun, ketika keputusan yang salah tidak dapat diubah, kita hanya bisa hidup dengan penyesalan. Para ahli mengatakan penyesalan dapat memotivasi kita untuk membuat perubahan positif dalam hidup kita. Dalam hal apa kita biasanya mengalami penyesalan?

Sumber penyesalan dalam hidup

Berikut adalah beberapa sumber umum penyesalan dalam hidup:

Pendidikan

Sebuah survei menemukan bahwa 13% orang menyesali pendidikan. Penyesalan tersebut biasanya berkaitan dengan putus sekolah, tidak rajin belajar, putus sekolah, dan memilih kuliah saat kuliah.

Orang dengan pendidikan rendah cenderung mengalami penyesalan dalam pendidikan dibandingkan dengan orang dengan pendidikan tinggi.

Di bidang kesehatan jasmani, banyak penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan seseorang merupakan faktor yang lebih penting dalam menentukan berapa lama seseorang akan hidup daripada jenis pekerjaannya. Pendidikan menawarkan lebih banyak dan menawarkan banyak peluang.

Peluang Karir

Jika Anda tahu bahwa jenis pekerjaan yang Anda pilih saat ini tidak membuat Anda bahagia atau mungkin Anda lebih suka pekerjaan lain, maka Anda termasuk dalam salah satu kategori dari 12% peserta survei karenyes. Menariknya, peserta studi dengan pendidikan tinggi lebih cenderung memilih karir yang salah.

Romantis

Memilih orang yang salah, bertahan dalam hubungan yang buruk, mengalami hubungan yang kasar, atau mengalami ghosting dari pasangan bisa menjadi faktor mengapa orang merasa menyesal menjalani kehidupan romantis.

Apakah Anda ingin menjalani kehidupan cinta yang lebih stabil?

Suka berkelahi dengan cara yang sehat. konflik hanya akan berakhir pada akhir hubungan. Jadi jangan berventilasi tanpa solusi untuk saling menikmati.

Anda dan pasangan perlu tahu kapan harus mengalah, tahu kapan harus marah, dan tahu kapan harus curhat. gunakan emosi dalam hubungan dan ekspresikan kebutuhan dan komunikasi Anda secara langsung dan konstruktif.